Tarung bebas ,teknik yang harus di utamakan

|
Assalamualaikum wr.wb

Terus terang saya bingung hendak memulai tulisan ini dari mana, karena kurangnya pengalaman saya dalam membuat tulisan seperti ini. Tapi itu tidak menyurut kan niat saya untuk tetap menulis wacana berikut.beberapa hal yang menyangkut pengalaman saya didalam tulisan ini adalah memang benar adanya, untuk itu langsung saja.
Saya tinggal di kota Pontianak sejak juli 2008, selama saya berdomisili di kota ini,banyak sekali pelajaran yang dapat saya renungkan dan saya petik hikmahnya demi kemajuan pada diri saya sendiri.salah atunya adalah menyangkut hobi yang sedang saya tekuni sekarang yaitu olahraga pencak silat.


Walaupun saya belum lama di kota Pontianak saya sangat bersyukur karena saya sudah lumayan banyak mendapat teman yang baik. Dan teman saya itu ada yang menggeluti hobi yang sama dengan hobi yang saya tekuni sekarang, yakni pencak silat. Namun saya cukup sedih terhadap apa yang terjadi pada salah seorang teman saya,sebut saja si X , yaitu, pada hari selasa tepatnya tanggal 15 desember 2009 berkelahi alias dikeroyok oleh sekelompok orang didepan mata kepala saya sendiri. Di situ X melawan/membela diri, namun karena ia di keroyok oleh 3 oang, ia tidak dapat berbuat banyak. Yang saya heran kan pada peristiwa iniadalah bahwa si X adalah seorang pesilat , malahan ia adalah senior saya walaupun beda perguruan, bahkan sepengetahuan saya ia adalah seorang atlet yang lumayan sering berpartisipasi dalam setiap even-even kejuaraan pencak silat, tapi tidak dapat berbuat banyak ketika di keroyok hanya dengan 3 orang saja.sangat berbanding terbalik dengan cerita-cerita silat yang selama ini kita dengar bahwa seorang pesilat mampu melumpuhkan 10 orang sekaligus dengan jurus-jurus andalannya.” Ada apa sebenarnya ? apakah ia tidak siap ketika dikeroyok?” Itu lah yang ada dalam benak saya pada saat itu.
Setelah saya renungkan maka sedikit banyak terjawab pertanyaan yang ada dalam benak saya tadi, menurut saya pada peristiwa itu terjadi si X sangat siap terhadap perkelahian itu, nah, tapi kenapa bisa sampai terjadi si X mati kutu ketika dikeroyok? Ternyata si X tidak mempunyai kualitas petarung walaupun ia seorang juara pencak silat. Kualitas macam apa yang ia tidak miliki, yaitu kualitas teknik pertarungan bebas. Ini menurut saya sudah sangat tidak pantas, karena jika kita kembalikan pada sejarah maka kita ketahui bahwa pencak silat itu adalah untuk pertahanan diri pada saat kita di masyarakat. Setela di renungkan atau kita review , pertarungan bebas sangat berbeda 180 derajat dengan teknik pertarungan pada pertandingan kejuaraan beladiri.

Pada pertarungan bebas :
 Tujuannya adalah bertahan, melumpuhkan, bahkan untuk membunuh lawan
 System pelatihannya lebih banyak pada kontak fisik secara langsung (serangan pada kepala, badan, bahkan pada kelamin), sehinnga fisik lebih kuat
 Lebih di fokuskan pada teknik pertahanan dan pembelaan diri dari keroyokan
Sedangkan pada pertangan pertandingan :
 Tujuannya adalah mencari poin untuk menang
 System pelatihannya tidak pada kontak fisik langsung
 Lebih di fokuskan pada teknik pertahanan dan pembelaan diri 1 on 1



Jika perguruan lebih memfokuskan pada latihan yang notabene tujuannya adalah untuk pertandingan maka ketika hal yang terjadi pada si X terjadi pada pesilat yang lain, yaitu pesilat A dikeroyok ,akibatnya si A bingung untuk melawannya bagaimana, dan ketika kepala nya di pukul si A lebih cepat terasa pusing di karenakan pada latihan sebelumnya tidak terjadi kontak fisik secara langsung, maka sungguh mlu yang akan di dapat perguruan dan khususnya pesilat A itu sendiri.

Dari uraian singkat diatas kiranya perguruan dapat memfokuskan pada pertarungan bebas dari pada pada pertarungan tanding, sehingga hal yang terjadi pada si X tidak terulang lagi.dan apabila sewaktu waktu di keroyok maka pesilat dapat melumpuhkan lawan-lawannya dengan tanpa luka sedikitpun di tubuh pesilat . itu yang kita harapkan

0 komentar:

Posting Komentar