Tersingkirnya pencak silat di hati kaum muda Indonesia

|


Beladiri (INKAI), Tarung Derajat, Taekwondo, Yudo, Capuera, dll, semakin menggeser beladiri pencak silat hasil budaya bangsa Indonesia yang telah ada sejak zaman nenek moyang bangsa Indonesia dari hati dan minat kawula muda Indonesia.

Menurut saya ini karena kurangnya kesadaran dari para pendekar dunia persilatan untuk meneruskan budaya bangsa ini, serta kurangnya sosialisasi pencak silat itu sendiri kepada para generasi bangsa. Dan kurangnya persatuan dari berbagai aliran pencak silat Indonesia. Berikut ini akan saya jabarkan beberapa hal / masalah / kendala tersebut diatas.

Coba kita lihat sejenak cabang-cabang beladiri lainnya yang berkembang di Indonesia, betapa pesatnya perkebambangannya di karenakan sosialisai, system pelatihan, persatuan dan kesatuannya yang bisa di acungkan jempol.

Dalam hal sosialisasi, sosialisasi yang mereka berikan sudah tepat, sampai ditelinga masyarakat, dan mampu menarik perhatian masyarakat. System pelatihannya yang sangat menerapkan kata “disiplin”, baik disiplin bagi murid-murid, bahkan sampai pada pelatih dan dewan guru pun harus menerapkan kata “disiplin”, sehingga proses latihan dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan target yang diharapkan.dari segi persatuan dan kesatuannya sangat dijunjung tinggi. Mereka sangat menghargai apa itu “perbedaan”. Sehingga walaupun dari berbagai latar belakang yang ada tetap saja persatuan itu kokoh, walaupun tidak menutup kemungkinan adanya konflik diantara mereka.

Kiranya pencak silat dapat mengambil beberapa hal positif di atas ,guna memajukan beladiri pencak silat itu sendiri. Namun hal itu belum dapat terpenuhi jika tidak dilakukan secara ikhlas dari hati nurani setiap pendekar pencak silat,serta dukungan dari berbagai pihak khususnya masyarakat dan pemerintah setempat.

0 komentar:

Posting Komentar